Pada tulisan sebelumnya, saya udah membicarakan mengenai persentase Hidrokarbon dalam Minyak Bumi, dan selagi ini saya dapat membicarakan mengenai persentase non-Hidrokarbon pada minyak bumi.
Seperti yang kami ketahui, minyak mentah/Crude Oil beberapa besar terdiri berasal dari senyawa-senyawa Hidrokarbon, tetapi minyak bumi juga memiliki kandungan senyawa lain yang diholongkan sebagai impuritis (pengotor) yang sudah pasti tidak diharapkan kehadirannya dalam Crude Oil karena mampu merusak peralatan seperti andaikata terjadinya korosi pada pipa Turbine Flow Meter, dan juga mampu mengurangi kualitas produk. Berikut jenis-jenis impuritis yang terdapat dalam Crude Oil beserta dengan dampaknya dalam sistem pengolahan:
Garam
Pada umumnya, larutan garam yang terdapat dalam minyak bumi berupa garam klorida (HCL) yang mampu mengakibatkan rintangan sistem pada kolom fraksinasi. Garam mampu terurai jadi asam yang mampu sebabkan korosi terlebih pada dinding atas kolom, garam ini juga sering mengakibatkan penyumbatab pada tray dan heat excharger.
Nitrogen
hampir seluruh minyak bumi miliki persentase Nitrogen yang rendah, kebanyakan tidak cukup berasal dari 0,1% wt. Fraksi minyak bumi yang miliki persentase Nitrogen kebanyakan merupakan fraksi yang miliki titik didih yang tinggi, karena senyawa nitrogen cukup stabil pada panas, sehingga persentase nitrogen dalam fraksi gampang cukup rendah. Dalam sistem Hydrotreating, senyawa Nitrogen kudu dihilangkan karena nitrgone merupakan racun bagi katalis.
Sulfur
Konsentrasi senyawa sulfur amat bervarisari pada minyak bumi yang satu dengan minyak bumi yang lainnya. Minyak bumi yang berupa asam (sour) dapat banyak memiliki kandungan Hidrogen-sulfida (H2S) atau banyak memiliki kandungan Sulfur. Minyak bumi diklasifikasikan cukup asam kalau miliki kadungan sulfur yang terlarut sebesar 0,05 cuft/100 gallon minyak. Senyawa sulfur tidak diharapkan dalam Crude oil karena mampu sebabkan korosi.
Oksigen
Kadar oksigen dalam minyak bumi banyak ragam pada 0.1% hingga dengan 2%, senyawa oksigen dalam minyak bumi kebanyakan lebih kompleks andaikata dibandingkan dengan senyawa sulfur. Aspal banyak memiliki kandungan senyawa oksigen, senyawa oksigen berupa asam sehingga mampu dipisahkan dengan mudah, asam Naftenat yang mengimbuhkan keasaman dalam minyak bumi merupakan senyawa penting terlebih untuk industri Petrokimia, senyawa oksigen tidak mengimbuhkan persoalan nyata-nyata tidak seperti halnya dengan senyawa nitrogen dan Sulfur.
Logam-logam
Logam dalam minyak bumi terdapat pada garam yang terlarut dalam air dan tersuspensi atau pada minyak berupa senyawa organometalik dan sabun logam (metal soap). Pada kebanyakan logam yang terdapat dalam minyak bumi berupa logam arsenik, timbal, nikel dan besi. Sebagian logam-logam ini dapat menegendap pada product Bottom column. logam arsenik dan timbal merupakan racun bagi katalis.
Pasir, Mineral lain dan Air
Senyawa-senyawa ini tersuspensi dalam minyak bumi, dalam analisa minyak, senyawa ini digolongkan sebagai Base sediment & Water ( BS&W), dan pada kebanyakan dibatasi maksimum 0,5% wt. Material ini dapat dikeluarkan pada sistem Desalting, Air yang terdapat kebanyakan terdiri berasal dari larutan jemu kalsium dan mangnesium sulphat, sodium dan magnesium Clhoride. persentase air mampu sebabkan korosi dan terjadinya tekanan berlebih pada kolom fraksinasi.