Kandungan Asam Humat dan Asam Fulvat 1). Kandungan Asam Humat
Asam humat memiliki 10.000-100.000 g/mol, asam humat dibentuk oleh polimerisasi asam fulvat melalui rantai ester, larut dalam basa tapi tidak larut dalam asam dan humin memiliki > 100.000 g/mol, berwarna coklat gelap, tidak larut dalam asam dan basa, dan sangat resisten akan serangan mikroba. Kandungan asam humat tanah yaitu C, H, N, O, S dan P serta unsur lain seperti Na, K, Mg, Mn, Fe dan Al. Asam humat mengandung 0,6 – 1,1 % S; 0,2 – 3,7 % P; 5,6 % Al dan Fe oksida; 0,05 – 0,15 % Na; 0,6 % kalium sulfat, magnesium dan sebagian kecil mangan.
2). Kandungan Asam Fulvat
Asam fulvat mengandung struktur aromatik dan alifatik dan sebagian besar telah disubstitusi oleh oksigen yang mengandung gugus fungsional. asam fulvat memiliki 1000-5000 g/mol, berwarna terang, larut dalam seluruh daerah pH, dan sangat rentan terhadap serangan mikroba. Asam fulvat mengandung 45% C; 5,4% H; 2,1% N; 1,9% S; 44,8% O.
D. Sifat-sifat Penting Asam Humat dan Asam Fulvat
Beberapa sifat penting lain dari Asam Humat dan Asam Fulvat yang berhubungan dengan perannya dalam memperbaiki kondisi tanah dan pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut ;
1). Kapasitas Tukar Kation (Cation Exchange Capacity) yang tinggi,
2). Memiliki kemampuan mengikat air (Water Holding Capacity) yang besar,
3). Memiliki sifat absorpsi,
4). Sebagai zat pengompleks (Chelating/Complexing ), dan
5). Kemampuan untuk mengikat (fiksasi) polutan dalam tanah.
E. Peran Asam Humat dan Asam Fulvat
Secara umum, asam humat dan asam fulvat memiliki peran yang sangat penting bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Beberapa peran penting kedua asam tersebut adalah sebagai berikut ;
1). Berperan dalam melarutkan sisa-sisa pupuk kimia dalam tanah sehingga tanah akan menjadi gembur kembali (memperbaiki tanah),
2). Sebagai pelarut TSP / SP36,
3). Membantu menstabilkan pH,
4). Mengatur pergerakan dan penyaluran unsur hara dalam tanah,
5). Menciptakan lingkungan yang sesuai bagi perkembangbiakkan mikro organisme berguna bagi tanaman pada tanah,
6). Meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pada sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan,
7). Untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki sifat fisika-kimia pada lahan kritis, dan
8). Mengurangi penggunaan pupuk anorganik (pupuk sintetis kimia) sehingga dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan dan menguntungkan secara ekonomi.