Pada beberapa peluang, ada banyak orang yang memakai istilah atau kata autis dipakai untuk memvisualisasikan sikap tertentu. Seiring waktu berjalan, sikap atau penyebutan istilah untuk memvisualisasikan hal yang tidak pas ini berkembang sampai istilah autis atau autisme itu kerap kali diasumsikan dan diartikan sebagai suatu hal yang negatif. Prihatinnya kembali, pengetahuan beberapa dari warga kita mengenai autisme ini belum demikian tepat.
Autisme: Pemahaman, Pemicu, Tanda-tanda, Spektrum
Artikel ini diatur untuk tingkatkan kesadaran warga berkenaan rekan-rekan yang alami keadaan inidan istilah autis tersebut. Mari mengenali lebih dalam istilah autis, supaya kita tidak keliru dalam memakai istilah itu.
Table of Contents
– Pemahaman Autisme
– Pemicu Autisme
– Tanda-tanda Autisme
– 1. Tanda-tanda dalam ketrampilan komunikasi sosial dan hubungan
– 2. Sikap atau ketertarikan yang berulang-ulang atau terbatas
– 3. Karakter yang lain
Pemahaman Autisme
Untuk beberapa orang, autisme dapat disebutkan dengan bermacam istilah dimulai dari Autism Spectrum Disorder (ASD) yang disebut istilah sah keilmuan kesehatan, Autism Spectrum Condition (ASC) dan Asperger’s atau Asperger syndrome (What Is Autism?, 2019). Walau ada keanekaragaman istilah yang digunakan, artikel ini akan memakai istilah Autism Spectrum Disorder yang seterusnya dipersingkat ASD.
Autism Spectrum Disorder (ASD) ialah sebuah abnormalitas perubahan saraf yang memengaruhi sikap dan komunikasi pribadi dan diikuti dengan minus atau kebatasan pada kekuatan sosial-komunikasi dan ada sikap berulang-ulang atau repetitive yang umumnya teridentifikasi pada umur 1 sampai tiga tahun (Ousley dan Cermak, 2014; Santrock, 2014; The National Institute of Psikis Health, t.t.).
Sesuai namanya, ASD sebuah spektrum dari keadaan autisme. Dalam spektrum ASD sendiri ada banyak keadaan yang awalnya tidak jadi satu ke kelompok tertentu. Santrock (2014) menerangkan jika spektrum pada ASD ini melingkupi keadaan dengan derajat keparahan paling kronis yaitu Autistic Disorder sampai yang keadaan yang lebih enteng yang disebutkan dengan Asperger’s Syndrome.
Lebih detil, Mayo Clinic (2018) mengatakan jika minimal ada empat keadaan yang ada dalam ASD yaitu autisme, asperger’s syndrome, masalah disintegratif periode kanak-kanak, dan wujud yang lain tidak detil dari masalah perubahan pervasif.
Pemicu Autisme
Saat mengulas berkenaan pemahaman dan beberapa keadaan yang terhitung didalamnya, kemungkinan beberapa dari kita yang bertanya berkaitan pemicu keadaan ini. Karena keadaan autisme yang termasuk sulit atau kompleks, belum atau tidak bisa ditetapkan pemicu tunggal dari keadaan ini, tapi ada banyak hal yang kemungkinan jadi factor ASD seperti factor lingkungan dan genetik (Mayo Clinic, 2018).
Factor genetik dari autisme ini benar-benar bermacam dimulai dari macam genetik yang di turunkan sampai factor genetik de novo atau seperti perubahan pada sequence gen pribadi yang berkaitan (Rylaarsdam dan Guemez-Gamboa, 2019). Misalkan saja seperti penemuan Weiss dkk (dalam Santrock, 2014) jika perubahan baik duplikasi atau lenyapnya sisi DNA dalam kromosom 16 bisa tingkatkan kecondongan pribadi meningkatkan keadaan ASD sejumlah 100 kali lipat.
Selainnya dari factor genetik, ada juga factor lingkungan yang bisa memengaruhi atau jadi parah factor genetik yang ada. Berdasarkan artikel yang dipublikasi oleh Mayo Clinic (2018), sekarang ini ada banyak hal yang ditelaah oleh beberapa pakar dan periset untuk ketahui factor lingkungan yang mengakibatkan keadaan itu, misalkan saja seperti pencemaran udara, infeksi virus, penyembuhan atau kompleksitas tertentu di periode kehamilan. Disamping itu, dampak lingkungan ini bisa terjadi bukan hanya saat kehamilan tapi juga bisa saat proses kelahiran atau saat kelahiran (Glasson dkk. dalam Karimi dkk., 2017).
Sama seperti yang kita ketahui, jika dalam tumbuh berkembang pribadi khususnya abnormalitas psikis tidak bisa dipisah demikian saja di antara factor genetik dan lingkungan. Sama seperti dengan keadaan ASD, di mana peluang prosentase perbedaan sekitaran 40 sampai 80% dikuasai factor genetik dan bekasnya bisa karena atau diperparah oleh factor yang lain seperti lingkungan (Rylaarsdam dan Guemez-Gamboa, 2019).
Tanda-tanda Autisme
Sama seperti yang diterangkan di bagian awalnya, tanda-tanda yang biasa kelihatan pada sikap, sosial dan perubahan bahasanya. Bermacam rekomendasi menerangkan jika ASD ini bisa terdeteksi dan tanda-tandanya ada pada bentang umur di bawah tiga tahun (CDC, 2021; Santrock, 2014) dan keadaan ini bisa bertahan sampai pribadi bergerak dewasa (CDC, 2021).
Untuk ketahui lebih komplet dan terinci, berikut ada banyak tanda-tanda yang digolongkan berdasarkan kelompok tertentu menurut CDC (2021).
1. Tanda-tanda dalam ketrampilan komunikasi sosial dan hubungan
Pada pribadi yang alami ASD, mereka condong menghindar atau tidak bisa jaga contact mata, saat berumur sembilan bulan tidak memberi respon saat diundang namanya, tidak memperlihatkan gestur dan emosi di wajah. Saat berusia 12 bulan pribadi itu tidak bisa memainkan permainan interaktif simpel dan ada banyak tanda-tanda detil yang lain yang berbeda pada tiap bentang tumbuh berkembang anak.
2. Sikap atau ketertarikan yang berulang-ulang atau terbatas
Pada pribadi dengan keadaan ASD, mereka mempunyai kegemaran atau kegiatan tertentu yang tidak umum. Beberapa sikap itu seperti membuat mainan atau benda sama sesuai posisi tertentu dan geram saat posisinya tidak selaras ataukah hancur, mengulang-ulang kata tertentu (echolalia), bermain dengan arah yang serupa terus-terusan.
Tidak itu saja, ada banyak sikap yang lain yang paling ciri khas, seperti flapping, mempunyai reaksi yang unik pada suara, berbau, sinar atau rasa tertentu, tubuhnya kaku atau malah mempunyai kegiatan rutin yang tidak selayaknya.
3. Karakter yang lain
CDC (2021) menerangkan jika ada banyak karakter yang lain perlu jadi perhatian di luar ke-2 kelompok awalnya. Misalkan saja anak mempunyai perasaan takut yang sedikit atau malah terlampau takut, alami ketertinggalan perubahan pada beberapa faktor seperti bahasa, pergerakan, sampai kekuatan kognitif.
Tidak itu saja, saat anak mempunyai persoalan kesehatan yang lebih ke arah ke kesehatan fisik seperti masalah pencernaan, epilepsi atau kejang, keadaan ini perlu jadi perhatian untuk beberapa caregiver.
Karena ada keterangan berkenaan ASD pada artikel ini, diharap bisa menambahkan pengetahuan kita pada autisme atau ASD pada umumnya. Tidak itu saja, dengan ketahui dan pahami gejala-gejala yang unik dari ASD diharap bisa tingkatkan kesadaran kita pada lingkungan dan beberapa orang disekitaran kita.
Saat mendapati tanda-tanda abnormal itu atau sama ke orang yang kita cintai, sebaiknya untuk selekasnya lakukan diskusi ke pakarnya, seperti dokter anak, psikiater, atau pegiat yang sanggup pahami tumbuh berkembang anak lainnya.
Makin awalnya terdeteksi dia dapat memperoleh therapy lebih cepat. Karena interferensi keperilakuan yang intens sejak awal kali bisa tingkatkan kekuatan kognitif, bahasa dan ketrampilan adaptive pada pribadi dengan ASD itu (Sanchack dan Thomas, 2016).
kunjungi juga hipnoterapi jogja