4 Tips Agar Anak Tertarik Menjadi Santri

Fokus dalam mencetak generasi-generasi Qur’ani, Sebelum melanjutkan artikel 4 Tips Agar Anak Tertarik Menjadi Santri, Sekedar kami info:

Apabila Anda Mendambakan putra/putri untuk menjadi Tahfidz kunjungi website Pondok Pesantren Tahfidz

Banyak orangtua yang ingin menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren. Ini karena, orangtua ingin anaknya mempunyai dasar pengetahuan agama dan keimanan yang kuat. Hingga adab anak-anak akan baik yang bisa menahan mereka dari dampak jelek pertemanan seperti beberapa obat terlarang, minuman keras, tawuran sampai sex bebas.

Disamping itu sekarang ini di ponpes, anak-anak bukan hanya akan belajar pengetahuan agama saja seperti akidah adab, fiqih, hadits, tajwid, tasawuf dan pengetahuan agama yang lain. Bersamaan dengan perkembangan jaman dan tehnologi, banyak ponpes berusaha memadankan pengajaran agama dengan yang mengajari ilmu dan pengetahuan umum, kepimpinan, kemampuan, dan lain-lain.

Pada mereka, kita belajar jika alumnus pesantren bukan hanya jadi ustad atau guru ngaji tapi juga karier lainnya. Sayang, banyak anak-anak yang berasa malas untuk meneruskan pengajaran di Pesantren.

Lalu, bagaimana triknya supaya anak dapat tulus dan jadi santri? Tentu saja orangtua jangan sewenang-wenang memaksa kehendak ke mereka. Kebalikannya sebagai orangtua, parents sebaiknya cari langkah yang bagus yang halus hingga dapat sentuh hati anak-anak.

Nach, kemungkinan ke-5 trick yang hendak saya beri dapat membuat anak-anak parents jadi tertarik menjadi santri. 4 panduan itu, yakni:

1. Niat dan Doa Orang Tua

Segala hal utamakan dengan niat yang bagus, terhitung saat inginkan anak jadi seorang santri. Seterusnya banyak berdoa, supaya Allah menguatkan hati anak kita untuk ingin mondok di Pesantren.

Disamping itu, orangtua perlu berlaku tulus, karena bila orang tuanya saja tidak tulus pasti anak akan makin berat pisah sama orang tuanya.

2. Bangun Situasi Islami di Rumah

Seharusnya semenjak anak masih juga dalam kandungan, bangun situasi islami di dalam rumah. Lakukan anak menyaksikan kita shalat on time, rajin berpuasa, mengaji dengan teratur dan lain-lain. Dengan contoh, akan  lebih baik dibanding banyak saran.

Disamping itu, turunkan porsi mereka dalam konsumsi handphone dan tv. Ini dilaksanakan supaya saat jadi santri mereka tidak terkejut dengan aktivitas yang berada di pesantren.

3. Latih Kemandirian dan Persiapkan Moralnya

Masuk Pesantren, itu maknanya anak siap berdikari. Karena mau tidak mau mereka harus stay disitu dan pisah dari orangtua. Khususnya dalam soal life kemampuan seperti membersihkan, sapu, melipat baju, dan yang lain.

Semua sebaiknya diberikan semenjak kecil, supaya mereka dapat menyesuaikan secara mudah dengan kehidupan di pesantren yang perlu lakukan semua sendiri. Bukan hanya itu, orangtua perlu lah menyiapkan psikis anak-anak karena yang hendak jalani ini ialah mereka.

4. Diamkan Anak yang Pilih

Seharusnya orangtua dapat memberi argumen yang rasional saat putuskan ingin anak jadi santri. Karena cukup banyak anak yang berasa ‘terbuang’ saat dimasukkan pada Pesantren oleh orangtuanya.

Seterusnya mengajak mereka mensurvei pesantren mana yang sesuai keinginan orangtua dan anak. Paling akhir diamkan mereka pilih, ponpes mana sebagai tempat dia untuk menuntut pengetahuan.